Peringati 1 Tahun Pandemi Covid-19, STEI Iqra Annisa Adakan Seminar Nasional
Jum'at,
30 April 2021
~ Oleh Super Admin ~ Dilihat 1562 Kali
Besempena dengan 1 tahun pandemi Covid-19 di Indonesia, STEI Iqra Annisa mengadakan kegiatan seminar nasional refleksi satu tahun pandemi Covid-19 dengan tema "Daya Rusak Covid-19 Terhadap Lembaga Keuangan Syariah : Perspektif Praktisi". Dalam kegiatan ini, panitia mengundang praktisi keuangan syariah diantara adalah Bapak Haidir Sulaiman selaku Direktur Utama Bank Aceh Syariah, yang kali ini diwakili oleh Diretur Dana dan Jasa Bapak Amal Hasan. Kedua Bapak Rinaldi Aziz, Head of Sharia Retail Banking Bank Permata Syariah. Ketiga Bapak Darwis Lubis, Direktur Utama Bank BPRS Hasanah Pekanbaru dan Bapak Ade Chandra, Direktur BMT Islam Abdurrab. Dalam kesempatan ini panitia juga mengundang Bapak Rifki Ismal, Ph.D, asisten sekretaris International Financial Service Board (IFSD) dan Deputi Direktur Bank Indonesia sebagai Keynote speaker.
Dalam pemaparannya sebagai keynote speaker, Bapak Rifki Ismal menyoroti beberapa hal, pertama, seacara makro ekonomi pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suply dan demand. Kedua, kinerja pada sektor rill juga mengalami penurunan sehingga mempengaruhi neraca pembayaran RI dan meningkatnya defisit ABPN hingga mencapai 6% dari APBN. Ketiga, sejumlah negara telah membuat kebijakan untuk menyelamatkan ekonomi masing-masing. Keempat, khusus untuk ekonomi dan keuangan syariah, berdasarkan survey yang dilakukan oleh International Financial Service Board (IFSB) ekonomi dan keuangan syariah relatif tidak berpengaruh dengan pandemi, bahkan untuk pasar modal di beberapa negara mengalami peningkatan jumlah investor.
Penjelasan yang disampaikan oleh Bapak Rifki Ismal tersebut juga benarkan oleh para pelaku usaha pada sektor keuangan syariah. Misalnya Bapak Amal Hasan dan Bapak Darwis Lubis mengatakan bahwa perusahaan yang mereka kelola tidak mengalami dampak yang berarti dari penademi Covid-19. Sektor usaha yang tidak memiliki dampak dan bahkan tumbuh positif adalah sektor pertanian. Artinya bahwa pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan syariah pada sektor tersebut tidak mengalami kendala dalam melakukan imbal bagi hasil ataupun pembayaran angsuran. Hal yang sama di aminkan oleh Head of Sharia Retail Banking Bank Permata Syraiah, Bapak Rinaldi Aziz bahwa Bank Permata Syariah tidak begitu terdampak bahkan mengalami peningkatan pembiayaan, namun sejauh ini belum ada (belum dirinci) migrasi nasabah bank konvensional kepada bank syariah. Sementara itu, Bapak Ade Chandra selaku praktisi lembaga keuangan mikro syariah mengatakan bahwa BMT sangat terdampak adanya Covid -19 sehingga BMT mengeluarkan beberapa kebijakan untuk bertahan pada kondisi pandemi ini, diantaranya adalah rescheduling pembayaran, tunda bayar hingga pemberian bantuan qardhul hasan bagi mitra BMT.
Melihat kondisi ini, tentunya ini merupakan kabar gembira bagi kita bahwasanya ekonomi syaraiah mampu bertahan dalam kondisi kirisis bahkan sebagian besar kinerjanya mengalami kenaikan. Ini membuktikan bahwasanya ekonomi dan keuangan syariah bisa dijadikan alternatif pengembangan ekonomi disuatu negara dan bahkwa bisa dijadikan arus utama pambangunan nasional karena dalam kondisi tidak normal mereka mampu bertahan dan berkembang dengan baik. Pada kegiatan ini panitia memberikan Doorprize kepada peserta seminar. Doorprize tersebut diberikan oleh BMT Islam Abdurrab dan BPRS Hasanah. Selamat ya kepada pemenang.